Siapa yang tidak mengenal sosok Megawati Soekarnoputri? Sosok bernama asli Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri ini merupakan Presiden ke-5 RI yang merupakan anak kedua dari Presiden pertama Indonesia, yaitu Soekarno.
Wanita yang lahir pada tanggal 23 Januari 1947 di Bengkulu ini pernah menuntut ilmu di Universitas Padjajaran di Bandung bersebelahan dengan tempat bermain taruhan judi bola, kala itu ia mengambil bidang pertanian. Selain itu sosok cerdas ini pun juga mengenyam pendidikan di fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Jejak politik yang kuat dari ayahnya membuat Megawati Soekarnoputri sejak ia menjadi mahasiswa pun selalu aktif di GMNI atau Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.
Di tahun 1086, kala itu ia mulai masuk ke dunia politik. Di mana ia menjadi ketua PDI cabang Jakarta Pusat. Bisa dikatakan karier politik Mega sangat berkembang pesat, bahkan hanya membutuhkan waktu satu tahun baginya untuk menjabat menjadi anggota DPR RI.
Lalu di tahun 1993 di dalam kongres luar biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya, ia menjadi ketua umum PDI dengan terpilih secara aklamasi.
Namun, sayangnya pemerintah tampak tidak puas dengan terpilihnya Megawati sebagai ketua umum dari PDI. Lalu pada Kongres PDI Medan di tahun 1996, Mega didongkel dan memilih Soejardi menjadi Ketua Umum PDI.
Namun, kala itu Mega tidak terima dan memilih untuk bertahan, ia merasa kalau dirinyalah ketua umum PDi yang sah. Tetapi Soejardi yang didukung oleh pemerintah memberikan ancaman kalau akan secara paksa merebut kantor DPP PDI yang ada di Jalan Diponegoro.
Ternyata ancaman tersebut menjadi kenyataan, di mana Soejardi merebut kantor DPP PDI yang menyebabkan aksi penyerangan dengan buntut puluhan pendukung Mega meninggal. Ini sebetulnya merupakan efek samping apabila kita terlalu stres menghadapi kegiatan sehari-hari pasti akan menyebabkan perilaku agresif, maka dari itu cobalah menyalurkan kepenatan misalnya dengan daftar bandarqq online agar otak lebih rileks dan tidak menjadi berpikiran anarkis. Peristiwa yang dikenal dengan nama peristiwa 27 Juli itu membuat banyak aktivis yang mendekam di Penjara.
Tetapi ternyata hal ini tidak memuat langka Mega terhenti, ia malah melakukan perlawanan dengan memilih untuk mengusutnya ke jalur hukum. Sayangnya hal tersebut kandas di pengadilan. Mega pun tetap tidak memilih untuk berhenti, ini membuat PDI menjadi terpisah, di mana PDI di bawah pimpinan Soerjadi dan PDI yang ada di bawah pimpinan Mega.

Meski pemerintah lebih mengakui Soejardi yang menjadi ketua umum PDI, hanya saja kala itu massa lebih berpihak kepada Megawati.
Massa PDI semakin menunjukkan kalau mereka lebih berpihak ke Mega, di mana saat pemilu 1997 perolehan suara di bawah Soejardi sangat turun. Bahkan sebagian massa lebih berpihak ke Partai Persatuan pembangunan.
PDI yang berada di bawah pimpinan Mega kala itu merubah namanya menjadi PDI Perjuangan di tahun 1999 dan berhasil untuk memenangkan pemilu. Massa pendukung memaksa Mega untuk menjadi presiden dan bahkan mengancam untuk terjadi revolusi kalau tidak dilakukan. Tapi karena kalah tipis di dalam voting pemilihan presiden, Mega kalah dari KH Abdurrahman Wahid.
Namun, tidak membutuhkan waktu 5 tahun untuk Megawati untuk kembali mendapatkan kesempatan menjadi Presiden. Karena pada tahun 2001 ia menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid yang mandatnya dicabut oleh MPR RI.

Selama masa pemerintahan Presiden Megawati kala itu, Indonesia semakin kuat dalam konsolidasi demokrasi. Dengan adanya Pemilihan Umum Presiden atau Pemilu di Indonesia, menjadi salah satu hal yang dianggap sebagai keberhasilan dari proses demokratisasi di Indonesia.
Nah, itulah sedikit ulasan dan kilas balik mengenai salah satu Politikus perempuan yang ada di Indonesia, ibu Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri.