Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia Dengan Segudang Pengalaman

Posted on

Retno Marsudi dengan nama lengkap Retno Lestari Priansari Marsudi, S.I.P., LL.M. lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 27 November 1962.

Ia merupakan menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia dan telah menjabat sejak tahun 2014 sampai 2019 dalam cabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Ia lalu kembali dipercata sebagai Menteri Luar Negeri pada 2019 lalu untuk Kabinet Indonesia Maji periode 2019 sampai 2024.

Sebelum menjadi menteri, ia merupakan seorang Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.

Profil Retno Marsudi, Menteri Hebat Dari Indonesia

Profil Retno Marsudi, Menteri Hebat Dari Indonesia

Retno Marsudi lahir di Semarang, Jawa Tengah dan menempuh pendidikan SMA di SMA Negeri 3 Semarang lalu memperoleh gelar S1 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta di tahun 1985.

Ia lalu memperoleh gelar S2 Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda. Setelah lulus, ia bergabung dengan Kementrian Luar Negeri Indonesia.

Ia menikah dengan Agus Marsudi, seorang arsitek dan dikaruniai oleh dua anak yaitu Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi.

Pada 1997 – 2001 ia menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda.

Lalu di tahun 2001 ia ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika lalu dipromosikan menjadi Diretur Eropa Barat pada 2003.

Pada 2005 ua diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia. Selama masa tugasnya, ia memperoleh penghargaan Order od Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011.

Hal ini menjadikan ia sebagai orang pertama yang mendapat penghargaan itu. Ia juga pernah mendalami studi hak asasi manusia di Universitas Oslo.

Sebelum masa baktinya selesai, ia dikirim lagi ke Jakarta untuk menjadi Direktur Jenderal Eropa dan Amerika yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.

Ia lalu dikirim sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di tahun 2012. Ia juga pernah memimpin berbagai negosiasi multilateral dan konsultasi bilateral dengan Uni Eropa, ASEM (Asia Europe Meeting) dan FEALAC (Forum for East Asia-Latin America Cooperation).

TAHUN 2017, Retno mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.

Penghargaan itu diberiakn oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF). UN Women sendiri merupakan lembaga PBB yang bertugas memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Sementara PGF merupakan lembaga non profit yang bertujuan memajukan kemitraan inovatif bagi pembangunan.

Penghargaan ini diserahkan oleh Asisten Sekretaris Jenderal PBB yang juga selaku Deputi Direktur Eksekutif UN Women Lakhsmi Puri pada acara jamuan makan siang di sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB, New York.

Pada 27 Oktober 2014, ia dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Kerja periode 2014 – 2019. Lalu di tangga; 23 Oktober 2019 ia kembali diminta untuk membantu presiden Joko Widodo pada susunan Kabinet Indonesia Maju untuk melanjutkan kiprahnya sebagai Menteri Luar Negeri.

Itulah profil lengkap mengenai Retno Marsudi, seorang menteri luar Indonesia yang memiliki banyak sekali pengalaman serta prestasi.

Jika membaca profilnya, tentu kita tak heran mengapa ia dipercaya kembali oleh bapak presiden kita untuk menjabat kembali.

Terlihat ia memang bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga bisa memiliki banyak sekali pengalaman. Semoga ia bisa menjadi role model kalian ya. Semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat.

Kenali Retno Marsudi!

Posted on

Kali ini kami akan membahas salah satu tokoh politikus yang merupakan menteri luar negeri ke 17 Indonesia, siapa lagi kalau bukan Retno Marsudi.

Retno Lestari Priansari Marsudi, S.I.P., LL.M. atau lebih dikenal dengan nama Retno Marsudi, lahir di Semarang tanggal 27 November 1962. Ia merupakan menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia yang sebenarnya sudah mengakhiri masa jabatannya pada 22 Oktober 2019 di kabinet kerja Presiden Joko Widodo.

Tetapi karena kinerjanya yang mumpuni, ia pun kembali dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di tanggal 23 Oktober 2019 lalu di Kabinet Indonesia Maju periode 2019 sampai 2024. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.

Ia pernah menempuh pendidikan SMA-nya di SMA Negeri 3 Semarang, dan ia memutuskan melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Pendidikannya ia lanjutkan dengan mengambil S2 Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool dan lulus pada tahun 1985.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia bergabung dengan kementrian luar negeri Indonesia, di sana ia menjabat menjadi sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia dari tahun 1997 – 2001.

Lalu di tahun 2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika lalu dipromosikan sebagai Direktur Eropa Barat di tahun 2003. Setelahnya, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Islandia dan Norwegia.

Karena segala prestasi yang dimilikinya selama ia bertugas, ia pernah sampai mendapatkan penghargaan Order of Merit dibulan Desember 2011 dari Raja Norwegia. Itu membuat dirinya menjadi orang Indonesia pertama yang mendapatkannya.

Ia diminta kembali ke Jakarta sebelum ia menyelesaikan masa baktinya untuk menjadi Direktur Jenderal Eropa dan Amerika. Tanggung jawabnya adalah untuk mengawasi hubungan Indonesia bersama dengan 82 negara yang ada di Eropa dan Amerika.Di tahun 2012, ia pun dikirim untuk Kerajaan Belanda sebagai Duta Besar.

Di tahun 2017, atas usahanya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Retno mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan. Ini diberikan oleh UN Women dan Partnership Global Forum.

UN Women sendiri merupakan lembaga dari PBB, tugasnya adalah untuk dapat memajukan kesetaraan gender dan juga pada pemberdayaan perempuan. Sementara itu, PGF atau Partnership Global Forum merupakan lembaga yang memiliki tujuan untuk dapat memajukan kemitraan inovatif untuk pembangunan.

Ini merupakan penghargaan yang diserahkan oleh Asisten Sekretaris Jenderal PBB do acara jamuan makan siang pada sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke 72.

Belum lama ini, Menteri Luar negeri kita ini menerima 6 anggora Steering Comittee dari Southeast Asian Network of Women Peace Negotiators and Mediators (SEANWPNM), di mana ini diharapkan untuk bisa ikut melakukan kolaborasi juga kemitraan dengan jaringan mediator perempuan, baik pada kawasan lain atau bahkan untuk tingkat global agar semakin memperkuat gerakan global.

Kehadiran mereka ini diharapkan bisa merintis generasi baru mediator-mediator perempuan dan juga bisa memperkuat kemajuan agenda WPS secara internasional.  

Mungkin ini hanya segelintir hal yang sudah pernah dilakukan oleh Ibu Retno Marsudi, karena masih banyak hal lain yang ia lakukan untuk Indonesia agar bisa semakin maju kedepannya.

Ia merupakan salah satu tokoh yang bisa menjadi teladan, khususnya bagi para kaum wanita di Indonesia. Jangan mau kalah dengan yang lain dan tunjukkan kalau wanita pun bisa melakukannya.