Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma, merupakan Menteri Sosial RI yang mulai menjabar pada tanggal 23 Desember 2020. Di mana sebelumnya, mungkin dia lebih dikenal sebagai wali kota Surabaya pada 28 September 2010- 28 September 2015 dan juga ia melanjutkan jabatannya dari 17 Februari 2016 hingga Februari 2020.

Wali Kota Surabaya ini merupakan wanita pertama yang terpilih sebagai wali kota yang dipilih dengan pemilihan kepala daerah. Sosok yang merupakan salah satu pemimpin terbaik di dunia ini ternyata memiliki latar belakang yang menarik untuk disimak, loh. Berikut ini kami akan membahas mengenai latar belakang dari Menteri Sosial kita, Ibu Tri Rismaharini.
Latar Belakang Tri Rismaharini
Tri Rismaharini, lahir pada tanggal 20 November 1961 di Kediri, Jawa Timur. Anak ketiga dari 5 bersaudara ini semasa kecilnya lebih sering ia habiskan di Kediri, tetapi karena ada beberapa faktor, ia dan saudara-saudaranya pun pindah ke Surabaya saat sudah menginjak usia remaja.
Ibu Risma menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Kediri dan lulus di tahun 1973, setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 10 Surabaya dan lulus di tahun 1976 dan dilanjutkan ke SMA Negeri 5 Surabaya dan lulus di tahun 1980.
Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan ia lanjutkan dengan mengambil pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di PT yang sama.
Ia menikah dengan Djoko Saptoadji dan dikaruniai 2 orang anak bernama Fuad Bernadi dan Tantri Gunarni.
Dalam kiprah politiknya, ia menjadi walikota Surabaya dan menata kembali penataan kota Surabaya yang buruk. Pada masa kepemimpinannya, ia membuat Surabaya menjadi kota yang lebih hijau dan juga lebih segar untuk dipandang.
Ia juga membangun beberapa taman kota yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Surabaya, seperti taman bungkuk, taman bundaran Dolog, Taman buah undan, dan juga taman lainnya yang kini dengan baik dimanfaatkan oleh masyarakat Surabaya.
Risma pernah hampir diturunkan dari jabatannya oleh Ketua DPRD Surabaya Whisnu Wardhana, di karenakan ia dianggap melanggar undang-undang. Hal ini dikarenakan reklame yang ia naikkan pajaknya.

Padahal tujuan Risma adalah untuk membuat Surabaya menjadi kota yang lebih bersih dari reklame iklan yang kadang mengganggu pemandangan. Ia ingin iklan bisa dialihkan ke media lain, seperti media massa.
Tetapi akhirnya Tri Risma tetap menjabat menjadi Wali Kota Surabaya dan pemakzulan Risma dianggap mengada-ngada. Itu karena mungkin terdapat banyak pihak yang kurang menyukai sepak terjang Tri Risma yang dianggap tidak kenal kompromi dan tegas untuk bisa membawa Surabaya menjadi kota yang lebih baik lagi.
Segala hal yang sudah ia lakukan untuk kota Surabaya membuat beliau sering mendapatkan banyak penghargaan, seperti meraih delapan kali piala adipura kencana, membawa kota Surabaya menjadi salah satu kota terbaik se-Asia Pasifik di tahun 2012, dan juga memperoleh penghargaan Future Government Awards 2013 pada dua bidang sekaligus.
Itulah sedikit kisah mengenai ibu Tri Rismaharini yang kini menjabat menjadi menteri sosial. Mari kita nantikan sepak terjang ibu Risma dalam menjadi menteri sosial, di mana ia kini menggantikan posisi Menteri sebelumnya yang terlilit kasus korupsi.

Semoga ibu Risma bisa menunjukkan kinerja terbaiknya untuk membuat Indonesia semakin maju kedepannya dengan tugas-tugasnya sebagai menteri sosial.